LKP Mustika Wangi KursusMengemudiMajalengka,KursusMengemudiCirebon,KursusMengemudiKuningan,KursusMengemudiKadipaten,KursusMengemudiIndramayu,KursusMengemudiJawaBarat,KursusOtomotifMajalengka,KursusOtomotifCirebon,KursusOtomotifKuningan,KursusOtomotifKadipaten,KursusOtomotifIndramayu,KursusTuneUpMajalengka,KursusTuneUpCirebon,KursusTuneUpKuningan,KursusTuneUpJawabarat,KursusTuneUpindramayu,KursusServicMotormajalengka.

MUSTIKA WANGI-BUSI

Kursus Mengemudi Majalengka

BUSI (dari bahasa Belanda bougie) ialah suatu suku cadang yang dipasang pada mesin pembakaran dalam dengan ujung elektrode pada ruang bakar. Busi dipasang guna membakar gabungan udara dan bensin yang sudah dikompres oleh piston. Percikan busi berupa cipratan elektrik. Pada unsur tengah busi ada elektrode yang dihubungkan dengan kabel ke koil pengapian (ignition coil) di luar busi, dan dengan ground pada unsur bawah busi, menyusun suatu celah cipratan di dalam silinder.

Mesin pembakaran internal dapat dipecah menjadi mesin dengan percikan, yang membutuhkan busi yang menghasilkan cipratan untuk membakar gabungan antara bensin dan udara, dan mesin kompresi (mesin Diesel), yang tanpa percikan, mengkompresi gabungan bensin dan udara hingga terjadi penyalaan dengan sendirinya (jadi tidak membutuhkan busi).


CARA KERJA:

Busi tersambung ke tegangan yang besarnya ribuan Volt yang didapatkan oleh koil pengapian (ignition coil). Tegangan listrik dari koil pengapian menghasilkan lain tegangan antara elektrode di unsur tengah busi dengan yang di unsur samping. Arus tidak bisa mengalir sebab bensin dan udara yang terdapat di celah adalahisolator, tetapi semakin besar lain tegangan, struktur gas salah satu kedua elektrode itu berubah. Pada ketika tegangan melebihi kekuatan dielektrik daripada gas yang ada, gas-gas tersebut merasakan proses ionisasi dan yang tadinya mempunyai sifat insulator, pulang menjadi konduktor.

Setelah ini terjadi, arus elektron bisa mengalir, dan dengan mengalirnya elektron,

suhu di celah cipratan busi naik drastis, hingga 60.000 K. Suhu yang paling tinggi ini menciptakan gas yang terionisasi guna memuai dengan cepat, laksana ledakan kecil. Inilah cipratan busi, yang pada prinsipnya serupa dengan halilintar atau petir mini.


JENIS ATAU TIPE BUSI.

Api dan suhu busi mesti dapat mencegah pembakaran dini dan suhu busi pun dituntut tinggi supaya menangkal timbulnya kerak. sejumlah produsen busi memproduksi sejumlah tipe busi. Sebelum menyimpulkan untuk mengubah busi motor, anda harus kenali lebih dulu jenis busi inilah ini:


Busi Standar

Bahan ujung elektroda dari nikel dan diameter center electrode rata-rata 2,5 mm. Jarak tempuh busi standar hingga sekitar 20 ribu Km, saat kondisi pembakaran normal dan tak diprovokasi oleh hal lain macam oli mesin dan konsumsi BBM yang berlebihan efek penambahan spek karbu. Busi ini bawaan motor setiap dikenalkan dari pabrikan.

Busi Platinum

Ujung elektroda tercipta dari nikel dan center electrode dari platinum, jadi pengaruh panas ke metal platinum lebih kecil. Diameter center electrode 0,6 mm – 0,8 mm, jarak tempuh busi selama 30 ribu km. Busi ini kesayangan bikers pecinta touring sebab kemampuannya.

Busi Iridium

Ciri khasnya ujung elektroda tercipta dari nikel dan center electroda dari iridium alloy warna platinum buram. Diameter center electroda 0,6 mm – 0,8 mm mm. Jarak tempuh busi selama 50 ribu hingga 70 ribu km. berumur lama sesuai buat mesin motor besar diatas 150cc. Bisa disebutkan semi kompetisi, biasa diaplikasi bikin mesin non standar



Busi Racing
Busi yang tahan terhadap kompresi tinggi, serta temperatur mesin yang tinggi. Dipersiapkan untuk dapat mengimbangi pemakaian full throttle dan deceleration.

Busi racing tidak sama dengan busi Iridium. Diameter center electroda juga relatif kecil meruncing macam jarum. Jarak tempuh busi pun relatif pendek di 20 ribu – 30 ribu Km, guna rpm tinggi diatas 6000 pada temperatur mesin yang tinggi.


Busi Resistor

Logo R dengan font miring tidak sedikit yang mengira dengan kata lain racing. sebetulnya R itu dengan kata lain resistor. Busi ini digunakan untuk mengayomi perangkat elektronik digital, berupa speedometer, indikator pada kendaraan yang memakainya, terhadap pengaruh gelombang radio dan sejenis nya. Maka, busi ber-kode R pada busi harus diingat, sebagai perlindungan perlengkapan elektronik digital motor.

Memilih busi dingin atau busi panas, Ada dua macam busi yakni busi panas dan busi dingin.

· Daerah lokasi tinggal, Khusus wilayah bersuhu dingin, seperti wilayah pegunungan dan dataran tinggi, sangat pas menggunakan busi panas. Sebab, pemakaian busi dingin bakal mempercepat penumpukan kerak. Sedang, wilayah panas macam tepi laut atau metropolis, lebih baik menggunakan busi dingin. Untuk menangkal terjadinya pre ignition atau pembakaran dini.

· Perbandingan kompresi dan kapasitas mesin, Makin besar kapasitas mesin, kian tinggi panas yang dikandung. Di sini busi pun menilai kualitas pembakaran, dengan batasan diatas 150 cc, usahakan memakai busi tipe dingin. Dan mengingat, motor harian dirancang pabrikan menganut komparasi kompresi rendah, maka suhu relatif rendah ke panas. kapasitas mesin yang usahakan dijadikan acuan.



Memilih busi motor yang baik dan bagus yang cocok dengan mesin motor berdasar pada:

· Perbandingan kompresi

· Campuran bahan bakar dan udara

· Oktan BBM

· Timing pengapian

· Suhu wilayah sekitar

· Gaya pemakaian standar atau balap



Masalah pada busi

1. Kerak yang tidak sedikit di ujung busi, penyebabnya merupakan:

- Part pengapian terdapat yang rusak, Seperti CDI, koil dan cop busi

- Terlalu lama mengemudikan motor di RPM rendah

- Bahan bakar dan udara campurannya terlampau gemuk

- Kode busi terlampau dingin

2. Panas busi berlebihan

- Kode busi terlampau panas

- Setingan udara /bahan-bakar terlampau kering

- Penumpukan kerak di ruang bakar mulai banyak

- Terlalu tidak jarang full throtle



Jarak gap pada busi dan akibatnya

1. Gap busi terlampau rapat

Kelemahannya pengapian bakal kecil tidak cocok dengan pembakaran, Tapi keuntungannya, busi tidak jarang kali memercikan api di setiap penambahan rpm mesin dengan kurva yang rapat.

2. Gap busi terlampau renggang

Kelemahannya pengapian pada rpm dan kecepatan tinggi bakal kacau, namun pengapian pada rpm rendah dan menengah pembakarannya lebih sempurna.



Kode pada busi



W24ES-U (Denso)

W : Diameter ulir busi (W-14 mm)

24 : Tingkat panas busi, bila nilainya semakin besar berarti bertipe lebih dingin

E : Panjang ulir 19 mm

S : Tipe pemakaian busi S-standar

U : Konfigurasi gap busi



CPR 7HSP-9 (NGK)

C : Diameter ulir busi (B : 14 mm, C : 1 0mm, D : 12mm)

P : Type rancangan busi (hanya pabrikan yg tahu kode ini)

R : Busi dengan resistor di dalamnya (untuk mesin dengan teknology digital memakai busi type ini guna menghindari terjadinya frekuensi yg bisa mengganggu pembacaan sensor digital)

“7″ : Tingkat panas busi. Kalau tambah kecil angkanya 6, 5, 4 dinamakan busi panas dan kebalikannya tambah besar 8, 9 dianggap sebagai busi dingin

H : Panjang ulir busi, terdapat tiga jenis kode huruf yang dipakai. Kalau H = 12,7 mm , E = 19 mm dan L = 11,2 mm

S : Type elektroda tengah. Kode lain, terdapat IX dengan kata lain bahan iridium dan G mengindikasikan tipe busi racing. Kalau P platinum dan S standar.

“9″ : Celah inti elektroda busi, angka 9 dengan kata lain celah busi 0,9mm dan bila 10 celah busi 1 mm



Kode elektroda busi

C : Copper Core Center Elektroda

D : 2 ground Electroda

P : Platinum Elektroda

R : Burn off Resistor

S : Silver electroda

T : 3 Ground Elektroda

V : Wide Gap 1,3 mm

W : Wide Gap 0,9 mm

X : Wide Gap 1,1 mm

Y : Wide Gap 1,5 mm

Z : Wide Gap 2,0 mm

Share:

No comments:

Post a Comment

Blog Archive

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.